Minggu, 10 Agustus 2014

0 Biografi Soichiro Honda – Pendiri Honda Motor


Anda pasti tahu kan logo huruf “H” yang kokoh yang biasanya tertempel di mobil atau sepeda motor. Yup, itu adalah logo dari Honda Motor Company. Anda tahu tidak siapa yang menciptakan dan mendirikan perusahaan tersebut? Yang mendirikan adalah seorang anak miskin, bodoh sekolahnya dan lemah fisiknya. Dialah Soichiro Honda.
Soichiro Honda dilahirkan di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang, pada tanggal 17 November 1906. Ia adalah anak dari pemilik bengkel sederhana di Hamamatsu.  Semasa kecil Honda sering menghabiskan waktunya membantu ayahnya di bengkel. Ia sangat antusias mempelajari tentang permesinan.  Minatnya pada mesin begitu besar, ia sering mengayuh sepedanya sejauh 10 mil hanya ingin melihat pesawat terbang. Honda juga kuat berdiri berjam-jam melihat cara kerja mesin.

Saat berumur 12 tahun Honda telah berhasil menciptakan karyanya yang pertama yaitu sepeda angin dengan rem kaki. Pada umur 15 tahun Honda pidah ke kota. Ia kemudian bekerja di  Hart Sokhai Company. Disana ia begitu cekatan menyelesaikan pekerjaannya. Bos nya yang bernama Saka Kibara sangat senang melihat prestasi Honda dalam bekerja.

Soichiro Honda sangatlah teliti. Ia sangat peka terhadap suara mesin. Setiap oli yang bocor tidak pernah luput dari pengamatannya. Selama enam tahun Honda mengabdi pada perusahaannya, akhirnya suatu hari bosnya memanggilnya dan menawarinya untuk membuka cabang di Hamamatsu daerah asal Soichiro Honda. Mendengar hal itu Honda sangat senang sekali dan langsung menerima tawarannya.

Soichiro Honda
Saat bekerja di cabang Hamamatsu, Honda selalu bisa menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh orang lain. Prestasi kerjanya juga semakin membaik. Tak perduli walau ia harus bekerja dari pagi sampai larut malam. Ia tetap berkkonsentrasi dan menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Suatu hari ia melihat bahwa rujji-ruji mobil yang saat itu terbuat dari kayu sangat sulit meredam goncangan. Akhirnya ia mengusulkan agar mengganti ruji kayu menjadi ruji besi. Honda kemudian menjual idenya itu dan ruji-ruji besinya laku keras bahkan hingga diekspor ke seluruh dunia. Saat itu usianya adalah 30 tahun dan ia menandatangani hak patennya yang pertama.
Perlu diketahui, Honda bukanlah anak yang beruntung disekolahnya.  Nilai-nilai sekolahnya sangatlah buruk. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tuturnya. Honda juga selalu gagal menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Namun ia tetap optimis dan selalu membangun mimpi-mimpi suksesnya.
Fisik Soichiro Honda juga sangat lemah dan wajahnya tidak tampan bahkan termasuk jelek. Ia sering rendah diri dan menghindar dari pergaulan. Oleh karena itu ia sering menghabiskan waktunya untuk mempelajari mesin daripada bermain dengan temannya.
Setelah sukses dengan bisnis ruji besinya dan mendapat cukup modal, Honda memilih keluar dari pekerjaanya dan mulai mendirikan pabrik sendiri. Honda kemudian berfikir, kira-kira produk apa yang harus dihasilkannya. Honda akhirnya memutuskan membuat Ring Pinston.

Tahun 1938 Honda mulai memproduksi ring pinston. Ia kemudian menawarkan hasil karyanya ke Toyota, namun ditolak oleh Toyota karena ring buatannya kurang lentur. Honda pun sempat drop karena penolakan itu karena itu harapan satu-satunya dalam memasarkan produknya.

Honda sudah keluar dari perusahaannya dan uangnya juga sudah ia buat untuk mendanai produksi ring pinstonnya. Honda sempat sakit mengalami hal ini. Teman-temannya di perusahaannya bekerja dahulu menyayangkan keputusan Honda untuk keluar dari pekerjaannya.

Dua bulan Honda terpuruk namun kemudian ia bangkit lagi. Ia kemudian mengikuti kuliah lagi dan ingin mencari solusi dari ring pinstonnya. Pagi ia kuliah dan siang ia mempraktekkan hasil kuliahnya, namun akhirnya ia kecewa karena ternyata di perkuliahan bukannya langsung diberikan jawaban yang ia inginkan malah dijejali teori-teori yang ia tidak terlalu butuhkan. “Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” begitulah ia menyimpulkan hasil perkuliahannya. Ia kemudian mendatangi rektornya dan menyampaikan bahwa ia kuliah bukan mencari ijazah namun mencari ilmu dan jawaban atas persoalan yang sedang dihadapinya. Akan tetapi rektornya menganggap Honda sedang menghinanya, saat itu juga Honda sudah tidak mau lagi datang kuliah.

Selain berkutat dengan mesin, Honda juga sangat menggemari balap mobil. Dengan balap mobil ia juga belajar tentang desain mesin mobil yang pas untuk kecepatan tinggi.

Kembali ke masalah pinston. Setelah melakukan eksperimen berulang-ulang akhirnya Honda berhasil memperbaiki rem pinstonnya dan akhirnya Toyota menerimanya. Saat Honda akan melakukan produksi besar-besaran, Honda mengalami kesulitan dana. Pihak bank pemerintah tidak bersedia memberikan dana karena saat itu pemerintah sedang fokus mendanai perang. Akhirnya Honda berhasil menghimpun dana dari sekelompok orang.

Ternyata keberuntungan belum dipihaknya. Pabrik yang didirikannya terbakar dua kali karena terkena perang. Honda tidak patah semangat. Dengan sisa-sisa bahan yang ada, Honda kemudian mengumpulkan karyawannya. Ia memerintahkan karyawannya untuk mengumpulkan sisa kaleng bensol yang dibuang kapal Amerika. Ia gunakan itu untuk mendirikan pabrik lagi.

Lagi-lagi musibah datang. Gempa bumi dahsyat mengguncang Jepang dan pabriknya kembali hancur lebur. Akhirnya honda memutuskan menjual pabrik pinstonnya ke Toyota. Kemudian ia mendirikan usaha lain lagi dan semuanya tidak ada yang gemilang.

Pada tahun 1947, Jepang mengakhiri perangnya. Saat itu kondisi perekonomian Jepang hancur lebur. Jepang mengalami krisis pangan dan juga krisis bahan bakar. Honda tidak dapat menjual satupun mobil buatannya. Hingga ia tidak mampu membeli makanan untuk keluarganya.

Dalam kondisi ekonomi yang berada di titik nadir inilah ia kemudian ingin berkeliling dengan menggunakan sepeda angin, namun supaya tidak capek mengayuhnya, ia kemudian memasang motor kecil di sepedanya sehingga dapat berjalan tanpa harus dikayuh dan sepedanya juga mampu menempuh jarak yang lebih jauh dengan waktu tempuh lebih singkat dari pada menggunakan sepeda angin biasa.

Inilah cikal-bakal sepeda motor Honda. Tetangganya melihat Honda mengendarai sepeda yang dipasangi motor dan ingin memesannya. Tak disangka-sangka pesanan datang begitu banyak sampai-sampai ia kewalahan melayaninya.

Pesanan juga datang dari luar negeri termasuk Indonesia. Sampai saat ini motor Honda banyak memadati jalanan di seluruh dunia. Kesuksesan demi kesuksesan dicapai oleh Honda. Sampai sekarang Honda terkenal dengan brand huruf “ H” tegaknya dan selalu menjadi pemimpin pasar.

Bagi Soichiro Honda kesuksesannya saat ini adalah hasil dari pembelajarannya saat gagal selalu menghampirinya diwaktu lalu. “Lihatlah kegagalan saya, janganlah melihat keberhasilan saja. Orang hanya melihat kesuksesan saya yang 1% tetapi tidak melihat kegagalan saya yang 99%.” Begitu kata Soichiro Honda saat diwawancarai rahasia suksesnya.

Sampai saat ini Honda adalah perusahaan otomotif yang sudah mendunia dan sellau memimpin pasar dan selalu terdepan dalam membuat inovasi-inovasi.

Itulah biografi Soichiro Honda, dari sini kita bisa melihat bahwa sukses itu adalah hak setiap orang, tak perduli kegagalan apapun yang sudah dialaminya dan berapa kali ia mendapatkan kegagalan itu,  jika ia tetap terus berusaha maka ia bakal mencapai suksesnya.

Berikut ini adalah kunci kesuksesan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

0 komentar:

Posting Komentar