Blogger's Animeloverz Indonesia – Gereja Basilika Santo Petrus
adalah Gereja Agung umat Katholik yang merupakan hasil rancangan
beberapa arsitek dan seniman. Pembangunannya memakan waktu lama, antara
tahun 1506-1626. Nama Santo Petrus diambil dari nama murid Yesus, yang
diperkirakan disiksa tentara Romawi di Mortorio.
Bentuk gereja ini pada awalnya mengambil
bentuk bangunan basilika Romawi. Basilika adalah bangunan yang biasa
dipakai untuk pengadilan atau perniagaan oleh bangsa Romawi. Bentuk
basilika inilah kemudian ditiru umat Nasrani sebagai bangunan gereja,
setelah Kaisar Konstantin memberikan kebebasan terhadap perkembangan
agama Kristen di Romawi. Kaisar Konstantin yang menjadi Kaisar Romawi
pada 313 Masehi kemudian merombak bangunan Santo Petrus di Kota Roma.
Yang ditiru dari arsitektur bangunan basilika
untuk gereja adalah susunan ruangnya, seperti ruang tengah, barisan
tiang-tiangnya, tempat memasukkan cahaya dan peninggian lantai. Di dalam
bentuk gereja basilika juga dibuat atrium, berupa ruang terbuka di
dalam gedung yang banyak dibuat pada rumah-rumah kaum bangsawan Roma,
ini juga seperti Toko Buku Selexyz Dominicanen yang terletak di kota Maastricht, provinsi Limburg, Belanda ini merupakan sebuah bekas gereja kuno yang dibangun pada tahun 1294.
Tiang dan kepala-kepala tiang basilika
diambil dari gaya tiang tipe Iona dan Korinthia Romawi. Di atas
tiang-tiang dipasang balok-balok lurus gaya Yunani (architrave) dengan
langit-langit lengkung Romawi. Di bagian atas jendela-jendelanya dibuat
melengkung karena pada masa itu belum dikenal kaca, sehingga sebagai
penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir tembus (ajour).
Langit-langit dibuat dari kaso-kaso kayu yang dipasang miring, karena
langit-langit gaya Romawi sangat tebal dan berat, tidak kuat ditahan
oleh tiang-riang Romawi yang bentuknya ramping.
Gereja
dengan bentuk basilika biasanya dilengkapi ruang persegi empat (atrium)
yang dikitari tiang-tiang. Di tengah-tengahnya dibuat kolam tempat
menyucikan diri. Beranda atau teras bertiang yang dihubungkan dengan
beranda depan disebut narthex. Di kemudian hari, kolam dan narthex
ditiadakan, karena dianggap tidak terlalu penting dan tempat ini
dijadikan satu ruang saja. Narthex digunakan sebagai tempat untuk orang
yang telah dibaptis, tetapi belum boleh masuk ke dalam gereja. Bagian
dalam basilika dibagi barisan tiang-tiang membentuk tiga atau lima
ruangan.
Bangunan setengah lingkaran (apsis) yang
biasa dipakai sebagai tempat hakim Romawi, dijadikan tempat paduan
suara pendeta. Altar yang dikelilingi kursi berjejer setengah lingkaran,
digunakan untuk biskop dan pendeta tertua. Altar tersebut diberi
langit-langit kebesaran di atas tiang-tiang (ciborium). Di bagian tengah
gereja basilika terdapat tempat penyanyi paduan suara yang terbuat dari
batu pualam dan dilengkapi mimbar untuk tempat membaca kitab suci.
Sedangkan menara tempat menggantung lonceng besar (companile) dan ruang
pembaptisan (baptisterium) merupakan ruang tambahan yang dibangun
terpisah dari bangunan induk.
Memasuki abad ke-15 ketika Eropa memasuki zaman renaissance,
banyak terjadi penyalahgunaan kedudukan pemimpin keagamaan. Karena
itulah dominasi Gereja Roma mendapat tentangan kaum reformis yang
dipimpin oleh Martin Luther, yang kemudian menimbulkan Gereja Protestan.
Dalam persaingan antara Gereja Katholik Roma dengan kaum reformis di
Eropa barat, Paus Julius II kemudian membongkar Gereja Santo Petrus dan
melakukan sayembara perencanaan Gereja Santo Petrus yang baru.
Dalam sayembara tersebut, denah
rancangan arsitek Bramante terpilih sebagai denah baru Gereja Santo
Petrus. Denahnya berbentuk persegi, pengembangan dari bentuk Salib
Yunani. Tetapi karena Paus Paulus II terburu wafat, perencanaan gereja
kebesaran ini kemudian dikembangkan lagi. Sekitar enam orang arsitek
telah ikut turun tangan merancang Gereja Santo Petrus, sebelum arsitek
terkenal zaman renaissance, Michelangelo, mengubah denahnya.
Sebagian
besar rancangan Santo Petrus dikerjakan oleh Michelangelo dari 1545
s.d. 1564, yang denahnya dikembangkan dari Salib Romawi. Setelah
Michelangelo melakukan perubahan rancangan, masih dilakukan perubahan
lagi sebanyak dua kali oleh 2 orang arsitek, sampai mendapatkan bentuk
Gereja Santo Petrus yang sekarang. Sedangkan rancangan beranda dan
halaman muka Gereja Santo Petrus dikerjakan oleh Lorenzo Bernini
(1598-1680). Kubah Gereja Santo Petrus baru dibangun sesudah
meninggalnya Michelangelo.
Arsitek-arsitek Zaman renaissance nampaknya lebih menyukai bentuk rancangan melebar seperti istana, dibandingkan dengan bentuk vertikal dalam gaya Gothic. Sebab, Zaman renaissance
banyak memperhatikan antroposentris, sifat humanis, individualis,
kehidupan dipandang secara optimis, penuh percaya diri, sehingga para
arsitek pun menghadapi kehidupan ini dengan penuh kegairahan. Karena
itulah ukuran-ukuran Gereja Santo Petrus ini semuanya menjadi serba
raksasa. Lebar tampak depannya saja menjadi 117 meter, tinggi 50 meter,
luas bangunan sekitar 21.000 meter persegi dan tinggi kubahnya melebihi
130 meter.
Gereja Basilika Santo Petrus kini telah
menjadi peninggalan karya arsitektur gereja yang monumental dan megah.
Gereja ini telah merekam sejarah arsitektur, dari Zaman Basilika sampai
Zaman renaissance yang kemudian melahirkan gaya Barok. Dalam arsitektur renaissance,
denah bangunan sangat terikat pada dalil-dalil yang sistematik, seperti
bentuk simetri, kejelasan dan teraturan bentuk. Teknik konstruksi yang
rumit dihindari. Kubah arsitektur renaissance merupakan ciri
khas yang menyolok, yang banyak diterapkan pada bangunan-bangunan
gereja. Kubah ini merupakan bentuk baru yang dibangun di atas bangunan
yang berbentuk silinder, yang menjadi bagian penting dengan
hiasan-hiasan tiang, jendela-jendela, dan sebagainya.
Gereja Santo Petrus dapat dikatakan sebagai karya arsitektur gereja hasil pandangan intelektualitas arsitek-arsitek renaissance,
yang telah membuat pembagian denah dan pembagian detail-detail tampak
bangunan yang teratur, sehingga keindahan arsitekturnya dapat dimengerti
melalui pikiran yang tenang dan teratur.
0 komentar:
Posting Komentar